Minggu, 29 Juli 2018


Konfigurasi Integrasi Sistem Operasi Jaringan


Konfigurasi Integrasi Sistem Operasi Jaringan Adalah konfigurasi yang dilakukan agar antar sub sistem saling keterkaitan sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain.

Fungsi Intergrasi sistem operasi dengan jaringan (internet)
  • Menghubungkan sejumlah komputer dan perangkat lainnya ke sebuah jaringan
  • Mengelola sumber daya jaringan
  • Menyediakan layanan
  • Menyediakan keamanan jaringan bagi multiple users
  • Mudah menambahkan client dan sumber daya lainnnya
  • Memonitor status dan fungsi elemen – elemen jaringan
  • Distribusi program dan update software ke client
  • Menggunakan kemampuan server secara efisien
  • Menyediakan tolerasi kesalahan

Metode yang dapat dipergunakan dalam membangun sistem terintegrasi, yaitu :

      1) Vertical Integration
merupakan proses mengintegrasikan sub-sub sistem berdasarkan fungsionalitas dengan menghubungkan sub-sub sistem yang sudah ada tersebut supaya bisa berinteraksi dengan sistem terpusat dengan tetap berpijak pada arsitektur sub sistem yang lama. Metode ini memiliki keuntungan yaitu dapat dilakukan dengan cepat dan hanya melibatkan beberapa entitas development yang terkait dalam proses pembuatan sistem lama. Kelemahannya, metode ini tidak memungkinkan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi baru atau proses bisnis baru ke dalam sub-sistem yang sudah ada – karena effortlebih tinggi ada di proses“mempelajari” arsitektur sistem lama dan menjadikannya acuan untuk membuat sistem terintegrasi. Untuk menghadirkan ekspansi fungsionalitas atau proses bisnis baru adalah harus membuat sub-sistem baru.

      2) Star Integration
atau lebih dikenal sebagai spaghetti integration, adalah proses mengintegrasikan sistem dengan cara menghubungkan satu sub sistem ke semua sub-sub sistem lainnya. Sebuah fungsi bisnis yang diimplementasikan dalam sebuah sub sistem akan di-broadcast ke semua sub-sub sistem lain yang dependen terhadap fungsi bisnis tersebut supaya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Untuk integrasi sistem dengan ruang lingkup kecil atau menengah dan dengan pemisahan fungsi bisnis yang jelas dan spesifik, metode integrasi ini layak untuk dipertimbangkan. Namun jika fungsi bisnis banyak terlibat di beberapa sub sistem secara dependen, pada akhir proses integrasi sistem akan terlihat sedikit “kekacauan” dalam diagram – proses interkoneksi antar sub sistem akan tampak seperti spaghetti. Efeknya, biaya perawatan dan ekspansi sistem di masa yang akan datang akan memerlukan effort yang sangat berat untuk mempelajari skema integrasi sistem berikut dependency-nya.

      3) Horizontal Integration
atau ada yang mengistilahkan dengan Enterprise Service Bus (ESB), merupakan sebuah metode yang mengintegrasikan sistem dengan cara membuat suatu layer khusus yang berfungsi sebagaiinterpreter, dimana semua sub-sub sistem yang sudah ada akan berkomunikasi ke layer tersebut. Model ini lebih menawarkan fleksibilitas dan menghemat biaya integrasi, karena yang perlu difokuskan dalam implementasi proses pengintegrasian hanya layer interpreter tersebut.  Untuk menangani ekspansi proses bisnis juga hanya perlu diimplementasikan dilayer interpreter itu juga, dan sub sistem baru yang akan menanganiinterface dari proses bisnis ekstensi tersebut akan berkomunikasi langsung ke layer dan layer akan menyediakan keperluan-keperluan data/interface untuk sub sistem lain yang memerlukannya.


Menguji hasil integrasi sistem operasi dengan jaringan (internet)

Definisi Uji Integrasi

-                          Menurut wikipedia, adalah aktivitas pengujian software dalam mana modul-modul software dikombinasikan dan diuji sebagai satu kesatuan. Menurut Roger S. Pressman adalah teknik sistematis untuk membangun arsitektur software sambil pada saat yang sama menjalankan pengujian untuk menemukan error terkait dengan interfacing, komunikasi antar modul. Uji integrasi setelah uji unit sebelum uji sistem. 

Tujuan Uji Integrasi

Pemeriksaan fungsional, kinerja dan kehandalan dari struktur program yang telah dirancang. Kelompok-kelompok modul, data bersama, komunikasi antar proses diperiksa melalui antarmukanya menggunakan uji black box. Sukses atau gagal disimulasikan melalui uji parameter dan masukan data. Kasus-kasus pengujian dibangun untuk menguji interaksi di antara seluruh komponen dalam kumpulan modul, melalui pemanggilan prosedur atau aktivasi proses.

Pada umumnya pengujian software client/server terjadi dalam tiga level yang berbeda : 
  •            Aplikasi client individual diuji dalam mode “disconnected” dengan server, operasi server dan jaringan belum diperhatikan, 
  •            Software client dan aplikasi server yang terkait diuji, tetapi operasi jaringan belum diperhatikan,
  •            Arsitektur client/server yang lengkap, termasuk operasi jaringan dan kinerjanya diuji. pendekatan pengujian berikut umum dilakukan pada aplikasi client/server: 
  •            Application function tests : fungsionalitas aplikasi client diuji dalam tampilan standalone. 
  •            Server tests : koordinasi dan fungsi manajemen data dari server diuji. Kinerja server juga diperiksa. 
  •            Database tests : keakuratan dan integritas data yang disimpan di server diuji. Transaksi yang dikirim aplikasi client diteliti untuk meyakinkan bahwa data disimpan, dicari, diupdate dengan benar. Pengarsipan data kadaluwarsa juga perlu diperiksa. 
  •            Transaction tests : uji beruntun dibuat untuk meyakinkan bahwa setiap jenis transaksi diproses sesuai kebutuhan. Uji berfokus pada kebenaran pemrosesan dan isu kinerja (waktu pemrosesan dan volume transaksi). 
  •             Network communication tests : uji ini memeriksa komunikasi di antara node-node jaringan : pengiriman pesan, transaksi, dan lalu lintas jaringan terkait tidak terjadi kesalahan. Keamanan jaringan menjadi bagian dari uji ini. Mungkin operational profile bermanfaat untuk merancang prioritas pengujian, siapa melakukan apa dan seberapa sering. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar